Ad's By: 2BillionTraffic
MUNANDAR AJI WIBOWO
Leite Adjie Izecksoon

Recent News

Selamat Datang!
Pengguna

Selasa, 21 Juni 2011

TANAH LOT

Share on :




A. Legenda
Pura Luhur Tanah Lot, tempat suci yang berdiri kokoh di atas onggokan batu karang di tengah laut. Para wisatawan langsung terpukau melihat pura ini.
Awal dari pura ini adalah dari kisah seorang pendeta dari Jawa Timur yang bernama Dan Hyang Niratha, lazim pula disebut Dan Hyang Niratha, yang menyebarkan agama Hindu ke Bali pada abad ke 16.
Setelah beberapa lama berdiam di Pura Rambut Siwim, Jembrana, Dan Hyang Niratha melanjutkan perjalanan menyusuru pantai selatan menuju arah timur.
Tanpa terasa hari sudah menjelang sore, Dan Hyang Niratha tiba di suatu kawasan pantai di tengah lautnya terdapat pulau kecil. Pulau mungil ini berdiri di atas onggokan karang. Di tempat ini beliau beristirahat. Beberapa saat kemudian, diluar dugaan berdatangan para nelayan yang membawa persembahan yang hendak dihaturkan kepada beliau. Dan mengingat hari sudah sore, para nelayan pun memohon supaya Dan Hyang Niratha menginap di pondok mereka.
Permohonan nelayan di sanggupi Niratha, tapi beliau tetap ingin tinggal di pulau itu. Malam hari, baliau memberikan ceramah tentang agama, kebajikan, serta susila kepada sesama. Diantaranya mengingatkan masyarakat di wilayah itu supaya membangun tempat suci pada pulau kecil tempatnya menginap. Dalam getaran batin dan petunjuk ghaib yang didapat Niratha, ditempat ini baik digunakan untuk memuja Hyang Widhi ( Tuhan ).
Sepeniggal Dan Hyang Niratha, masyarakat di tepi pantai Desa beraban beramai-ramai membangun tempat suci di atas pulau itu. Pura itu diberi nama Pura Luhur Tanah Lot yang berarti tanah di tengah laut. Pura itu dijadikan tempat untuk memuja Tuhan dalam manifestasi sebagai Batara Tengahing Segara.

B. Pura Tanah Lot dan Sekitarnya
Pura Tanah Lot ini berkaitan dengan Pura Luhur Batu Karu yang merupakan tempat suci yang berposisi paling atas. Di bagian tengah ada Pura Puser Tasik, dan Tanah Lot ini berada di bawah.
Pura Luhur Batu Karu selain sebagai Pura Puncak juga merupakan lingga atau puruga, sedangkan Pura Tanah Lot sebagai Pura Segara sekaligus simbol yani atau predana. Perpaduan dua keadaan ala mini menjadi sumber kehidupan yang mampu menyejahterakan manusia disekitarnya.
Selain dengan Pura Luhur Batu Karu dan Pura Tasik, Pura Tanah Lot juga memiliki hubungan erat dengan pura lain disekitar Tanah Lot . Contohnya dengan Pura Jero Kandang. Pura ini khusus dibangun warga Beraban guna memohon perlindungan bagi ternak dan tetumbuhan petani, supaya terhindar dari gangguan berbagai penyakit.
Di selatan Pura Jero Kandang, pada bebatuan yang menjorok ke laut, ada Pura Enjung Galuh. Oleh warga Beraban dan sekitarnya, Pura Enjung Galuh diyakini sebagai Pusat kemakmuran dan kesuburan jagad.
Sebelah selatan Pura Jero Kandang, ada Pura Batu Bolong. Pura ini bernama Batu Bolong karena lokasi pura ini berada diatas bebatuan yang tembus atau bolong, Pura ini kerap difungsikan saat upacara pemujaan Ida Batara di Tanah Lot sebagai tempat untuk memohon kerahayuan jagad.
Ada pula Pura Batu Mejan. Menurut pemahaman Jero Mangku Subagia, pura ini merupakan tempat memohon tirta panglukatan ( penyucian diri secara batiniah ).
Terdapat pula Pura Pakendungan. Pura ini berada di sisi barat laut. Konon pura ini pernah dijadikan tempat semedi Dan Hyang Niratha sebelum melanjutkan perjalanan. Di pura inilah Dan Hyang Niratha memberikan sebilah keris kepada warga desa Beraban.
Keris yang diyakini mempunyai kekuatan menaklukkan berbagai hama tanaman itu, sekarang tersimpan di Puri Kediri. Bila berlangsung upacara di Pura Pakendungan, keris ini dijemput guna diistanakan di pura sekama upacara berlangsung. Usai upacara keris ini dikembalikan lagi ke Puri Kediri.

C. Ular Putih dan Air Tawar
Kawasan Tanah Lot tak hanya mampu menampilkan pesona alan nan menakjubkan. Beragam peristiwa unik kerap muncul di wilayah ini. Pada sisi utara pura, dalam sebuah goa  di bawah tebing, terdapat ular yang dikeramatkan.
Berbagai mitos menebar di masyarakat Beraban dan sekitarnya sehubungan dengan kehadiran ular tersebut. Ada yang mengaitkan dengan selendang Dan Hyang Niratha yang lepas saat bertapa. Kemudian selendang tersebut berubah menjadi ular. Dan ular itu yang menjaga Tanah Lot hingga kini. Mitos lain menyebutkan ular tersebut berasal dari ikat pinggang yang dulu mencari meru tingkat lima milik milik Pura Luhur  Batu Karu. Konon meru tersebut tiba-tiba hilang, lalu akhirnya ditemukan lagi.
Mitos ini tidak bisa dibenarkan atau disalahkan. Karena sulit membuktikannya jika meminta data-data yang benar-benar nyata. Mitos ini sekedar kisah dari mulut ke mulut. Ketidak laziman lain di kawasan ini berupa sumber air tawar di sisi utara pura. Air tawar yang dinamakan Tirta Pabersihan ini sering dimanfaatkan sebagai sarana memohon kesucian.
Sesuai dengan namanya, sumber air tawar ini menjadi lokasi penyucian niskala. Pemohon bukan hanya orang hindu atau sebatas warga Bali saja, akan tetapi para wisatawan yang berkunjung ke sini tak jarang memanfaatkan keberadaan air suci ini. Uniknya walaupun air ini berada ditengah laut, rasanya tetap tawar.
Para warga memanfaatkan tempat ini untuk melaksanakan penyucian diri dari segala niskala ( dosa ) yang sering disebut malukat. Warga yang akan malukat pertamakali akan diajak pamangku Pura Tanah Lot untuk menyucikan diri di sumber mata air ini. Meraup muka, cuci tangan dan kaki. Selanjutnya baru menuju mandla di dalam pura. Di sana pamangku akan mengantar bakti warga yang menyucikan diri supaya dikaruniai keheningan jiwa dan keluruhan batin. Proses terakhir adalah penglukatan. Yang melakukan malukat diajak menuju sumber mata air di sebelah selatan pura yang dinamakan Tirta Pabersihan. Air ini sama-sama keluar dari batu karang. Bedanya jika di sebelah utara mengeluarkan air tawar, sedangkan air ini rasanya asin.
Yang masih menjadi penasaran, sumber mata air alirannya dibagi menjadi tiga. Saluran ini tak ada yang mengetahui secara pasti kapan muncul pertama kali. Para tetua di Desa Beraban yang dimintai penjelasan, tiada satupun yang tahu asal usul air yang disucikan itu.

D. Lokasi
Obyek wisata Tanah Lot terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan. Di sebelah utara Tanah Lot terdapat sebuah pura yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan melengkung. Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam ( sunset ), turis-turis ramai pada sore hari untuk melihat sunset di sini.

E. Fasilitas
Di obyek wisata Tanah Lot ini tersedia bebagai fasilitas yang cukup memadahi. Dari tempat parker menuju area pura benyak di jumpai art shop yang menjual lukisan-lukisan, pernak-pernik dan juga tersedia baju-baju pantai, sepatu atau sandal yang unik. Banyak warung makan atau sekedar kedai minuman yang banyak menjajakan makanan atau minuman dari masakan Indonesia maupun manca negara. Banyak juga jasa untuk membuat tattoo temporary.



F. Hari Raya
Odalan atau hari raya di Pura ini diperingati setiap 210 hari sekali, sama seperti pura-pura yang lain. Jatujnya dekat dengan perayaan Galungan atau Kuningan yaitu tepatnya pada Hari Suci Budha Cmeng Langkir. Saat itu, orang akan ramai bersembahyang di pura ini.


kalau kurang jelas hubungi munandarajiwibowo@yahoo.com atau di facebook munandar aji wibowo,






0 komentar:

Posting Komentar